http://bit.ly/kerjadirumahaja
  • Vertical Garden, Taman Tegak di Lahan Terbatas


    Semakin lama, lahan untuk ruang hijau semakin sedikit. Apalagi di perumahan yang hanya memiliki luas lahan tak begitu besar. Untuk menyiasatinya, tak ada salahnya memilih vertical garden. 

    Vertical garden mulai dikenal luas pada 1994 melalui karya-karya ahli botani Prancis, Patrick Blanc. Menurut Blanc, tumbuhan tidak memerlukan media tanah dalam keadaan tertentu. Tanah hanya penyokong mekanis. Peran terpenting bagi kehidupan tumbuhan adalah suplai air dan beberapa mineral yang diperlukan bagi pertumbuhan. 

    Menurut Annahape dari Annahape Studio, Bintaro, Jakarta Selatan, vertical garden merupakan jawaban tepat untuk mengatasi keterbatasan lahan, sama halnya dengan roof garden di atap. Keduanya sebetulnya merupakan upaya memindahkan ruang hijau yang terpakai untuk bangunan ke area bangunan atau ke atas atap. 

    Vertical garden sendiri dari kosa katanya jelas berarti taman tegak. “Di Indonesia masih baru, apalagi belakangan kondisi iklim makin idak menentu. Orang lantas mulai sadar dan mulai memikirkan ruang hijau di hunian mereka,” jelas Anna. 

    Dari Pot Sampai Media Khusus
    Secara umum, ada tiga jenis vertical garden, yaitu: 

    Vertical garden merupakan jawaban tepat untuk mengatasi keterbatasan lahan. Di lahan sesempit ini pun, ia bisa diterapkan (Foto:IST) 

    Ini vertical garden yang paling sederhana dan sebetulnya sudah lama diaplikasikan di Indonesia. Dulu lebih dikenal sebagai vertikultur. Tetap dengan media tanam konvensional dan wadah seperti pot, lalu dibuat vertikal. Bedanya, vertikultur digunakan untuk berkebun, sekarang diaplikasikan ke dinding dengan jenis tanaman hias. 

    Menggunakan Modul
    Media tanamnya bukan tanah atau media tanam konvensional, melainkan menggunakan felt sebagai media tanam. Nah, felt ini yang masih harus diimpor, sehingga membuat harga menjadi mahal. Sekarang masih dicoba menggunakan media lokal dengan PVC. Gunanya untuk mengaitkan tanaman, digunakan semacam braket (kaitan). Drainase juga sudah diatur, jadi penyiraman bukan lagi dengan selang. 

    Prinsipnya menanam tanaman di dinding. Biasanya menggunakan media khusus atau konstruksi bangunannya memang disiapkan untuk vertical garden. Yang harus diperhatikan adalah jenis tanaman yang dipilih. Pasalnya, pasti akan terkait dengan akar, sehingga kalau untuk bangunan, kombinasinya dengan tanaman yang butuh kelembapan tinggi.

    Kendala pembuatan vertical garden adalah soal biaya yang relatif masih mahal namun dengan hasil final yang elok seprti ini, siapa yang tak tergiur (Foto:IST)

    Kendala di Biaya
    Yang menjadi kendala adalah soal biaya yang relatif masih mahal, khususnya untuk jenis kedua dan ketiga. 

    Yang paling sederhana dan murah adalah jenis pertama, yakni dengan planter box. Selain itu, teknik planter box juga lebih mudah diaplikasikan, bahkan oleh orang awam sekalipun. Misalnya membuat vertical garden pada fasad bagian depan rumah. Untuk panel tempat pot bisa menggunakan kayu bekas steiger. Setelah itu tinggal menempatkan pot-pot ke atas.
    “Ada baiknya jangan terlalu tinggi supaya tidak kesulitan saat menyiram tanamannya,” saran Anna. 

    Meski relatif sederhana, jenis tanaman untuk planter box tetap butuh perhatian. Misalnya, jika memilih tanaman yang butuh kelembapan tinggi, ada baiknya dibuat kolam untuk menjaga kelembapan. 

    Soal luas lahan atau lokasi vertical garden, Anna tidak memberi batasan tertentu. “Semakin banyak lahan yang bisa dipakai untuk ruang hijau, semakin bagus. Tempatnya bisa di mana saja, depan maupun belakang,” katanya. Di depan alasanya supaya orang melihat, sehingga bisa membangun kesadaran untuk orang lain. Tentu harus dipertimbangkan bagian lain dan perawatannya. 

    Yang paling penting adalah mengubah mind set-nya lebih dulu. “Buat apa membuat vertical garden kalau hanya cuma karena ikut-ikutan tren? Kesadaran dalam mendesain sekarang bukan hanya soal looks tapi juga esensi dari desain, yakni kesadaran. Jadi, tidak sekadar mendesain dan selesai, tapi kita tidak aware dengan apa yang sudah kita bangun,” urai Anna. 

    Hasto Prianggoro
    Sumber : tabloidnova.com 

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.

http://bit.ly/dbcn-kantorkeduaku